Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Program Studi Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) telah melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian di Desa Patoa Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango.

Pengabdian melalui KKN MBKM yang dilakukan sejak Maret 2025 hingga April 2025 ini, menggabungkan pelestarian budaya lokal dan penguatan kapasitas desa melalui inovasi teknologi berbasis spasial. Kegiatan pertama yang diselenggarakan adalah Festival Tumbilotohe pada tanggal 27–29 Maret 2025.

Kegiatan ini berhasil menghidupkan kembali tradisi penerangan malam terakhir Ramadan dengan memasang lampu tradisional di seluruh pelosok desa. Perayaan Tumbilotohe saat itu disambut meriah oleh masyarakat dan turut melibatkan anak-anak, pemuda, dan tokoh-tokoh masyarakat dalam nuansa penuh kebersamaan. Selanjutnya, mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan kegiatan Semarak Ketupat pada 8–10 April 2025.Acara ini tidak hanya menjadi momen silaturahmi pasca Idulfitri, tetapi juga sebagai sarana memperkuat solidaritas antarwarga melalui kegiatan lomba-lomba tradisional, bazar makanan lokal, dan acara doa bersama. Sebagai puncak kontribusi mahasiswa terhadap pembangunan desa, mereka juga menyelesaikan Pembuatan Peta Administrasi Desa Patoa pada 11 April 2025. Peta ini dirancang secara visioner dan berbasis data spasial untuk mendukung perencanaan pembangunan desa yang lebih akurat, efisien, dan berkelanjutan. Kepala Desa Patoa, Yunus Kambungu, menyampaikan apresiasinya atas dedikasi mahasiswa KKN.

“Saya selaku kepala desa mengapresiasi segala kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN MBKM Teknik Geologi tahun 2025. Kegiatan Tumbilotohe, Semarak Ketupat, hingga pembuatan peta administrasi sangat berdampak positif dalam mempererat silaturahmi masyarakat dan memperkuat kapasitas desa,” ujar Yunus Kambungu. Senada dengan itu, Dosen Pembimbing Lapangan, Aang Panji Permana dan Ahmad Zainuri, turut memuji capaian para mahasiswa. “Kami sangat bangga dengan inisiatif dan kerja keras mahasiswa di Desa Patoa. Program seperti perayaan Tumbilotohe, Semarak Ketupat, hingga Pembuatan Peta Administrasi yang visioner, menunjukkan bahwa mahasiswa mampu berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat dalam kesuksesan program ini. Senada dengan itu, Ahmad Zainuri menambahkan, setiap kegiatan yang terlaksana membuktikan bahwa, MBKM-KKN ini menjadi wadah efektif bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari lapangan, berinteraksi, dan memahami kebutuhan riil masyarakat. "Misalnya, peta administrasi desa, ini aset berharga yang akan sangat membantu dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan dimasa depan," ujar Ahmad Zainuri. Koordinator Desa (Kordes) mahasiswa KKN MBKM Teknik Geologi, Muamart Gimnastiar Lahay juga menyampaikan harapannya.

“Melalui kegiatan Tumbilotohe dan Semarak Ketupat, kami berharap tali silaturahmi antar masyarakat semakin kuat. Kami juga merasa bangga bisa menerapkan ilmu yang kami pelajari di kampus dalam pembuatan peta administrasi desa yang bermanfaat untuk perencanaan masa depan,” jelasnya.Seorang warga desa, Iis Hulopi, mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran mahasiswa di desanya. “Anak-anak muda ini bukan hanya datang belajar, tapi mereka juga memberi manfaat besar. Desa kami terasa lebih hidup dengan adanya mereka,” ujarnya.Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa program KKN MBKM mampu menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan riil masyarakat, serta memperkuat identitas lokal melalui pendekatan partisipatif dan inovatif.

Sumber Repost : https://www.hulondalo.id