Sacha Inchi (Plukenetia volubilis) dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung yaitu kacang yang berasal dari hutan tropis Amazon Peru. Sacha inchi merupakan sejenis kacang-kacangan yang mulai dibudidayakan di Indonesia. Secara morfologi, buah Sacha Inchi memiliki bentuk bintang, dimana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4 – 5 butir biji. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah yang sudah tua berwarna coklat kehitaman. Sacha Inchi sangat kaya akan asam lemak, tocopherol, trigliserida dan senyawa lain yang mengandung berbagai manfaat dalam bidang kesehatan seperti antiinflamasi, antioksidan, dan sumber nutrisi. Untuk itu tanaman kacang ini dapat menjadi bahan makanan penting bagi pencegahan stunting.
Mahasiswa KKN MBKM Desa Tabongo Timur, Miftahul Fattaah Mohamad mengungkapkan permasalahan stunting mendorong mahasiswa bersama DPL dan Pemdes gencar memberikan edukasi kepada masyarakat. "Kami menyelenggarakan sosialisasi serta pelatihan ketahanan pangan dan pencegahan stunting kepada masyarakat di Desa Tabongo Timur dengan memanfaatkan Sacha Inchi sebagai bahan baku. Tanaman ini mengandung berbagai manfaat untuk kesehatan dan juga menjadi bahan campuran untuk kosmetik kecantikan" terang Miftahul.
Di Desa Tabongo Timur ini kebetulan telah mengembangkan tanaman kacang Sacha Inchi sejak tahun 2020, "Ada masyarakat desa yaitu Bapak Muhamad Faisal Hidayat yang telah bertani tanaman ini. Beliau ini ketua Bumdes Tabongo Timur. Bahan baku untuk sosialisasi program kami beli dari Bumdes, selain itupun kami melakukan penanaman bibit bersama masyarakat dan kami rawat setiap harinya" Jelas mahasiswa Jurusan Kimia ini.
"Respon masyarakat sangat baik, mereka antusias mengikuti sosialisasi dan tertarik membudidayakan Sacha Inchi. Dalam kegiatan sosialisasi kemarin (28/10) Bapak Muhamad Faisal Hidayat menjadi pemateri. Disamping itu ada DPL Dr. Yuszda K. Salimi, M.Si, Erni Mohamad, S.Pd, M.Si, dan Dr. La Ode Aman, M.Si. Tanaman ini tumbuh merambat dengan waktu panennya umur 9-12 bulan, setelah itu akan terus berbuah selama kurang lebih 20-25 tahun. Kami membuat panganan berupa biskuit, susu, roti, dan selai dari Sacha. Selain itu ada minyak hasil ekstraksi biji Sacha Inchi yang merupakan inovasi dari Bumdes Tabongo Timur" Pungkasnya.
Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daunnya mengandung antioksidan. Biji buahnya memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh dengan kadar omega 3 mencapai 47 – 51 persen, dan omega 6 mencapai 34 – 37 persen, dibandingkan dengan minyak zaitun yang memiliki hanya 1 persen kadar omega 3 dan 9 persen Omega 9. Minyak hasil ekstraksi biji Sacha Inchi memiliki berbagai manfaat baik untuk kosmetik sebagai pelembab dan pencerah kulit. Selain itu, minyak Sacha Inchi juga memiliki manfaat untuk kesehatan seperti penurun kolesterol dan asam urat, peningkat kecerdasan, dapat mengurangi resiko jantung bengkak, resiko stroke, menurunkan aktifitas tumor, radang sendi dengkul, meningkatkan penglihatan (katarak), dan menurunkan rasa kesemutan. Namun, perlu ada satu uji klinis, uji literatur, dan kaji visibilitas untuk budidaya Sacha Inchi yang perlu dilakukan agar tidak menjadi spesies invasif yang mengancam biodiversitas tanaman asli Indonesia.
Bertempat di Gedung LPMPP
Bertempat di Fakultas Ekonomi pukul 09:00 WITA
Pukul 09.30 WITA bertempat di Gedung LPPM Ruang Sidang Lt. 2
Lokasi bertempat di Rektorat UNG