Tradisi Tumbilotohe dibulan Ramadan 1446 hijriah beberapa waktu lalu menyinari malam-malam terakhir Ramadan di Desa Kaidundu, Kecamatan Bulawa. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Tumbilotohe tahun ini terasa lebih semarak dan penuh makna berkat keterlibatan aktif mahasiswa KKN MBKM Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Tujuan utamanya, melestarikan budaya Tumbilotohe dan itu dilakukan mahasiswa KKN bersama masyarakat desa dengan menghadirkan nuansa baru dalam perayaan yang menjadi identitas kultural masyarakat Gorontalo.

Tumbilotohe yang dilaksanakan tanggal 26 Maret 2025 lalu, lampu-lampu minyak yang ditata rapi berderet di sepanjang jalan, pekarangan rumah, hingga pusat kegiatan desa menciptakan suasana hangat dan estetis yang memikat hati warga dan pengunjung. Kepala Desa Kaidundu, Wuryanty Husain, mengapresiasi semangat kolaboratif yang tercipta. Ia menilai bahwa Tumbilotohe merupakan tradisi wajib yang tak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga kultural yang dalam. “Tradisi ini terus kami jaga karena maknanya besar. Tahun ini terasa berbeda, lebih meriah dan menggembirakan. Mahasiswa KKN bersama pemuda desa telah melahirkan ide-ide kreatif, sehingga variasi dan bentuk lampu yang dipasang tampak unik dan menarik,” ujarnya.

Semangat pelestarian budaya ini juga disambut positif oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Muh. Kasim, S.T., M.T., yang melihat langsung antusiasme dan kerja keras mahasiswa dalam menyukseskan kegiatan. “Saya bangga dan sangat mengapresiasi mahasiswa. Mereka terlibat penuh, belajar langsung dari masyarakat dan tokoh adat. Ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga ruang pembelajaran nyata yang mengasah keterampilan sosial, budaya, dan tanggung jawab,” tutur Muh. Kasim.  Riki Hermawan, selaku Koordinator Desa (Kordes) KKN MBKM, juga menyampaikan terima kasih atas dukungan aparat desa, karang taruna, dan masyarakat yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini. “Semoga Tumbilotohe tetap lestari, dan kami berharap inisiatif seperti ini terus menjadi bagian dari semangat pelestarian budaya lokal di Kaidundu dan seluruh Gorontalo,” ungkapnya. Kemeriahan dan nilai kebersamaan dari Tumbilotohe juga dirasakan oleh warga. Salah satunya, Serli Gintulangi, yang menyampaikan rasa syukurnya atas kegiatan ini.

“Alhamdulillah, kegiatan ini sangat positif. Lampu-lampu menghiasi rumah-rumah warga, menciptakan suasana malam yang indah dan penuh kehangatan. Di lapangan desa juga terlihat ramai dan lancar, semua warga berpartisipasi,” ungkapnya dengan antusias. Pelaksanaan Tumbilotohe oleh mahasiswa KKN MBKM UNG menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam merawat budaya leluhur. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, tradisi ini tak hanya terjaga, tetapi juga terus berkembang menjadi warisan yang relevan dan membanggakan.

Sumber Repost : https://www.hulondalo.id/